MAKALAH
Disiplin Keilmuan Dalam Islam
Disusun
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Bahasa
indonesia
Dosen
Pengajar: Fadlan, MA
Disusun
oleh:
Fawaid Arifin
Fahrurrazi
PRODI
PENDIDIKAN BAHASA ARAB
JURUSAN
TARBIYAH
SEKOLAH
TINNGI AGAMA ISLAM ( STAIN)
PAMEKASAN
Tahun
Ajaran: 2011-2012 M
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah,
segala puji dan rasa syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT.
Yang senantiasa mencurahkan rahmatnya kepada kita semua. Karena dialah
penulisan makalah berjudul tentang keterampilan membaca
Shalawat dan salam semoga tetap
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. beserta keluarganya dan para sahabatnya
serta pengikutnya hingga akhir zaman.
Penulis juga mengucapkan banyak
terima kasih kepada dosen yang bersangkutan yang telah memberikan kesempatan
waktu untuk penyelesaian makalah ini dan dengan limpahan rahmat dan karunia
Allah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah pada mata kuliah “Pengantar
studi islam” yang berjudul tentang “disiplin keilmuan dalam islam” guna untuk
memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah tersebut.
Penulis sangat mengharapkan kepada
seluruh pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang membangun kemajuan dalam
berfikir untuk penulis agar makalah ini dapat dibuat dengan yang lebih
sempurna. Semoga dengan adanya makalah ini dapat memberikan sedikit ilmu
pengetahuan yang bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan kita yang sudah ada
sebelumnya. Amin…..
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………….
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………
BAB I : PENDAHULUAN……………………………………….……………………...1
A.
Latar
Belakang………………………………………………….....................1
B.
Rumusan
Masalah……………………………………………………………..1
C.
Tujuan…………………………………………………………………………2
BAB II : PEMBAHASAN...……………………………………....………………………..3
A.
Pendekatan bayani……………………….………………………………3
B.
Pendekatan
burhani………….…………………………………………..4
C.
Pendekatan
irfani ………............................................4
BAB III : PENUTUP………………………………………….…………………………...7
A. Kesimpulan…………………………………………………………………....7
B.
Saran…………………………………………………………….....................7
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..…..………………..8
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Ilmu pengetahuan dan teknologi yang hingga
saat ini menjadi kunci yang paling mendasar dari kemajuan yang diraih umat
manusia, tentunya tidak datang begitu saja tanpa ada sebuah dinamika atau
diskursus ilmiah. Proses untuk mendapatkan ilmu pengetahuan lazim dikenal
dengan epistemologis.
Bidang epistemologis ini menempati posisi yang
sangat strategis, karena ia membicarakan tentang cara untuk mendapatkan
pengetahuan yang benar. Mengetahui cara yang benar dalam mendapatkan ilmu
pengetahuan berkaitan erat dengan hasil yang ingin dicapai yaitu berupa ilmu
pengetahuan. Maka dari itu dalam menentukan epistimologis, akan sangat
berpengaruh pada segala bentuk jenis ilmu
pengetahuan yang dihasilkan.
Secara umum epistimologi dalam Islam memiliki
tiga kecenderungan yang kuat. yaitu bayani, irfani, dan burhani, yang akan
menjadi topic pembahasan pada kesempatan kali ini.
A.
Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian dari pendekatan bayani ?
2. Apa
pengertian dari pengertian irfani ?
3. Apa
pengertian dari pendekatan burhani ?
B.
Tujuan Masalah
1. Ingin
mengetahui pengertian bayani secara dekat
2. Ingin
mengetahui pengertian dari pendekatan irfani
3. Ingin
mengetahui pengertian dari burhani
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pendekatan Bayani
Pendekatan
bayani sudah lama dipergunakan oleh para fuqaha', mutakallimun dan ushulliyun.
Bayani adalah pendekatan untuk : a) Memahami atau menganalisis teks guna
menemukan atau mendapatkan makna yang dikandung dalam lafadz, dengan kata lain
pendekatan ini dipergunakan untuk mengeluarkan makna zahir dari lafad dan
'ibarah yang zahir pula; dan b) Istinbat hukum-hukum dari al-nusus al-diniyah
dan al-Qur'an khususnya.
Dalam bahasa filsaat yang disederhanakan, pendekatan bayani dapat diartikan sebagai Model metodologi berpikir yang didasarkan atas teks. Dalam hal ini teks yang memilki otoritas penuh menentukan arah kebenaran sebuah khitab. Fungsi akal hanya sebagai pengawal makna yang terkandung di dalamnya.
Makna yang dikandung dan diekspresikan melalui teks dapat diketahui dengan mencermati hubungan antara makna dan lafad. Hubungan antara makna dan lafadz dapat dilihat dari segi :
Dalam bahasa filsaat yang disederhanakan, pendekatan bayani dapat diartikan sebagai Model metodologi berpikir yang didasarkan atas teks. Dalam hal ini teks yang memilki otoritas penuh menentukan arah kebenaran sebuah khitab. Fungsi akal hanya sebagai pengawal makna yang terkandung di dalamnya.
Makna yang dikandung dan diekspresikan melalui teks dapat diketahui dengan mencermati hubungan antara makna dan lafad. Hubungan antara makna dan lafadz dapat dilihat dari segi :
a)
Makna
wad'i, untuk apa makna teks itu dirumuskan, meliputi makna khas, 'am dan mustarak;
b)
Makna isti'mali, makna apa yang digunakan oleh teks, meliputi makna
haqiqah dan
makna majaz
c)
Darajat al-wudhuh, sifat dan kualitas lafad, meliputi muhkam, mufassar, nas, zahir, khafi, mushkil, mujmal, dan
mutasabih; dan
d) Turuqu al-dalalah, penunjukan lafz terhadap
makna, meliputi dalalah al-ibarah, dalalah al-isyarah.Untuk itu pendekatan
bayani menggunakan alat bantu (instrumen) berupa ilmu-ilmu kebahasaan dan
uslub-uslubnya serta asbabu al-nuzul, dan istinbat sebagai metodenya.
Dalam pendekatan bayani dikenal ada 4 macam
bayan :
1)
Bayan al-i'tibar, yaitu penjelasan mengenai keadaan, keadaan segala sesuatu,
yang meliputi : a) al-qiyas al-bayani baik al-fiqhu, an-nahwiyah dan al-kalamy dan b) al-khabar yang bersifat yaqin maupun
tasdiq.
2)
Bayan al-i'tiqad, yaitu penjelasan mengenai segala sesuatu yang meliputi makna
haq, makna muasyabbih , dan makna bathil.
3)
Bayan al-ibarah yang terdiri dari : a) al-bayan al-zahir yang tidak membutuhkan
tafsir dan b) al-bayan al-batin yang
membutuhkan tafsir, qiyas, istidlal dan khabar.
4) bayan al-kitab, maksudnya media untuk
menukil pendapat-pendapat dan pemikiran dari katib khat, katib lafz, katib 'aqd,
katib hukm, dan katib tadbir.
B.
Pendekatan Burhani
Dalam bahasa Arab, al-burhan berarti
argument (al-hujjah) yang jelas sedangkan dalam bahasa inggris adalah demonstration, yang
berarti memberi
isyarat, sifat, keterangan, dan penjelasan. Dalam al-mu’jam al-falsafi
menjelaskan bahwasannya burhani suatu penjelasan terhadap sesuatu hujjah secara
transparan atau merupakan hujjah sendiri yang
mengharuskan adanya tasdiq (pembenaran) terhadap suatu persoalan karena kebenaran
argumentasinya. Adapun
menurut logika burhani adalah analogi yang disusun dari beberapa premis untuk mendapatkan
hasil yang menyakinkan.
Burhan
adalah pengetahuan yang diperoleh dari indera, percobaan dan hukum-hukum
logika. Burhani atau pendekatan rasional argumentatif adalah pendekatan yang
mendasarkan diri pada kekuatan rasio melalui instrumen logika. Pendekatan ini
menjadikan realitas maupun teks dan hubungan antara keduanya sebagai sumber
kajian. Realitas yang dimaksud mencakup realitas alam ( kawniyah), realitas
sejarah ( tarikhiyah), realitas sosial ( ijtimaiyah), dan realitas budaya
(tsaqafiyah).
Istilah burhani yang
mempunyai akar pemikiran dalam filsafat Aristoteles ini, digunakan oleh
al-Jabiri sebagai sebutan terhadap sebuah system pengetahuan yang menggunakan
metode tersendiri di dalam pemikiran dan memiliki pandangan dunia tertentu,
tanpa bersandar kepada otoritas pengetahuan lain.
Jika dibandingkan dengan kedua
epistemology yang lain; bayani dan irfani, dimana
bayani menjadikan teks (nash), ijma’, dan ijtihad sebagai otoritas dasar
dan bertujuan untuk meembangun konsepsi tentang alam untuk memperkuat akidah
agama, yang dalam hal ini Islam. Sedang irfani menjadikan al-kasyf sebagai
satu-satunya jalan di dalam memperoleh pengetahuan dan sekaligus bertujuan
mencapai maqam bersatu dengan Tuhan. Maka burhani lebih
bersandar pada kekuatan natural manusia berupa indra, pengalaman, dan akal di
dalam mencapai pengetahuan.
Metode rasional atau burhani ini
semakin masuk sebagai salah satu sistem pemikiran islam Arab. Ia lebih ekstrim
dalam teologi dan dikenal sebagai seseorang rasionalis murni yang hanya
mempercayai akal. Menurut al-Razi ,semua pengetahuan pada prinsipnya dapat
diperoleh manusia selama ia menjadi manusia. Akal yang menjadi hakekat
kemanusiaan, dan akal adalah satu-satunya alat untuk memperoleh pengetahuan
tentang dunia fisik dan tentang konsep baik dan buruk;setiap sumber pengetahuan
lain yang bukan akal hanya omong kosong, dugaaan belaka dan kebohongan.
C.
Pendekatan Irfani
'Irfan mengandung beberapa
pengertian antara lain : 'ilmu atau ma'rifah; metode ilham dan kashf yang telah
dikenal jauh sebelum Islam;. Ketika irfan diadopsi ke dalam Islam, para ahl
al-'irfan mempermudahnya menjadi pembicaraannya mengenai; 1) al-naql dan
al-tawzif; dan upaya menyingkap wacana qur'ani dan memperluas 'ibarahnya untuk
memperbanyak makna. Jadi pendekatan irfani adalah suatu pendekatan yang
dipergunakan dalam kajian pemikiran Islam oleh para mutasawwifun dan 'arifun
untuk mengeluarkan makna batin dari batin lafz dan 'ibarah; ia juga merupakan
istinbat al-ma'rifah al-qalbiyyah dari Al-Qur'an.
Pendekatan irfani adalah pendekatan pemahaman yang bertumpu pada instrumen pengalam batin, qalb, basirah dan intuisi. Sedangkan metode yang dipergunakan meliputi manhaj kashfi dan manhaj iktishafi. Manhaj kashfi disebut juga manhaj ma'rifah 'irfani yang tidak menggunakan indera atau akal, tetapi kashf dengan riyadah dan mujahadah. Manhaj iktishafi disebut juga al-mumathilah (analogi), yaitu metode untuk menyingkap dan menemukan rahasia pengetahuan melalui analogi-analogi. Analogi dalam manhaj ini mencakup : a) analogi berdasarkan angka atau jumlah seperti 1/2 = 2/4 = 4/8.
Pendekatan irfani adalah pendekatan pemahaman yang bertumpu pada instrumen pengalam batin, qalb, basirah dan intuisi. Sedangkan metode yang dipergunakan meliputi manhaj kashfi dan manhaj iktishafi. Manhaj kashfi disebut juga manhaj ma'rifah 'irfani yang tidak menggunakan indera atau akal, tetapi kashf dengan riyadah dan mujahadah. Manhaj iktishafi disebut juga al-mumathilah (analogi), yaitu metode untuk menyingkap dan menemukan rahasia pengetahuan melalui analogi-analogi. Analogi dalam manhaj ini mencakup : a) analogi berdasarkan angka atau jumlah seperti 1/2 = 2/4 = 4/8.
Pendekatan 'irfani banyak
dimanfaatkan dalam ta'wil. Ta'wil 'irfani terhadap Al-Qur'an bukan merupakan
istinbat, bukan ilham, bukan pula kashf. tetapi ia merupakan upaya mendekati
lafz-lafz Al-qur'an lewat pemikiran dan
berkaitan dengan warisan 'irfani yang sudah ada sebelum Islam, dengan tujuan untuk
menangkap makna batinnya.
Implikasi
dari pengetahuan 'irfani dalam konteks pemikiran keislaman adalah mengahmpiri
agama-agama pada tataran substantif dan esensi spiritualitasnya, dan
mengembangkannya dengan penuh kesadaran akan adanya pengalaman keagamaan orang
lain yang berbeda aksidensi dan
ekspresinya, namun memiliki substansi dan esensi yang kurang lebih sama.
Kedekatan kepada Tuhan yang transhistoris, transkultural, dan dan transreligius
diimbangi rasa empati dan simpati kepada orang lain secara elegan dan setara.
Termasuk di dalamnya kepekaan terhadap problem-problem kemanusiaan,
pengembanagan budaya dan peradaban yang disinari oleh pancaran fitrah ilahiyah
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari
pemaparan bentuk-bentuk metodologi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
sebenarnya terdapat hubungan antara
ketiga
pendekatan tersebut. Bahwasannya epistemologi bayani
menekankan kajian dari teks (nas) ijma' dengan ijtihad sebagai referensi
dasarnya dalam rangka menjustifikasi aqidah tertentu; sedangkan irfani dibangun
di atas semangat intuisi (kashshf) yang banyak menekankan aspek kewalian yang
dihadirkan dalam qalbu dengan cara kasy atau ilham dan pendekatan irfani
merupakan sebuah pendekatan yang dikembangkan oleh kaum arif untuk mengeluarkan
makna bati yang timbul dalam hati seseorang.sedangkan epistemologi burhani
menekankan visinya pada potensi bawaan manusia secara naluriyah, inderawi dan juga burhani suatu pendekatan yang yang mendaarkan diri pada
kekuatan pikiran.
B. Saran-Saran
Penulis menyadari akan keterbatasan dari keilmuan
dan pemahaman dalam memahami dari materi keterampilan membaca, maka penulis
meminta dengan sangat agar bapak dosen dapat membantu menjelaskan dari isi
makalah ini agar keilmuan yang kita dapat menjadi lebih sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad abid al jabiri bunyat al-aql al-arabi, markaz dirasah
al-wihdah, Beirut, 1990.
Murtadha muthahari, mengenal irfan, meniti maqam-maqam kearifan, hikmah,
Jakarta, 2002.
Abdul mun’im al-hanafi, al-mu’jam al falsafi, arabi, injilisi, faransi,
al-mani wal latini dar syarqiyah, kairo, 1990.
PEMBAHASAN
Pendekatan Bayani
Dalam
pendekatan bayani dikenal ada 4 macam bayan :
1)
Bayan al-i'tibar, yaitu penjelasan mengenai keadaan, keadaan segala sesuatu,
yang meliputi : a) al-qiyas al-bayani baik al-fiqhu, an-nahwiyah dan
al-kalamy dan b) al-khabar yang bersifat
yaqin maupun tasdiq.
2)
Bayan al-i'tiqad, yaitu penjelasan mengenai segala sesuatu yang meliputi makna
haq, makna muasyabbih , dan makna bathil.
3)
Bayan al-ibarah yang terdiri dari : a) al-bayan al-zahir yang tidak membutuhkan
tafsir; dan b) al-bayan al-batin yang membutuhkan tafsir, qiyas, istidlal dan
khabar.
4) bayan al-kitab, maksudnya media untuk
menukil pendapat-pendapat dan pemikiran dari katib khat, katib lafz, katib
'aqd, katib hukm, dan katib tadbir.
Pendekatan irfani
Pendekatan irfani
Pendekatan
irfani adalah pendekatan pemahaman yang bertumpu pada instrumen pengalam batin,
qalb, basirah dan intuisi. Sedangkan metode yang dipergunakan meliputi manhaj
kashfi dan manhaj iktishafi. Manhaj kashfi disebut juga manhaj ma'rifah 'irfani
yang tidak menggunakan indera atau akal, tetapi kashf dengan riyadah dan
mujahadah. Manhaj iktishafi disebut juga al-mumathilah (analogi), yaitu metode
untuk menyingkap dan menemukan rahasia pengetahuan melalui analogi-analogi
Pendekatan burhani
Dalam bahasa Arab, al-burhan berarti argument (al-hujjah) yang
jelas sedangkan
dalam
bahasa inggris adalah demonstration, yang berarti memberi isyarat, sifat, keterangan, dan
penjelasan. Dalam al-mu’jam al-falsafi menjelaskan bahwasannya burhani suatu
penjelasan terhadap sesuatu hujjah secara transparan atau merupakan hujjah
sendiri yang mengharuskan adanya tasdiq (pembenaran) terhadap
suatu persoalan karena kebenaran argumentasinya. Adapun menurut logika
burhani adalah analogi yang disusun dari beberapa premis untuk
mendapatkan hasil yang menyakinkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar