1.
Pendekatan Bidang
Studi ( Pendekatan Subjek Atau Disiplin Ilmu )
Pendekatan ini menggunakan bidang studi atau mata pelajaran sebagai dasar
organisasi kurikulum misalnya matematika, sains, sejarah IPS, IPA, dan
sebagainya
Seperti yang lazim kita dapati dalam sistim pendidikan kita sekarang di
semua sekolah dan universitas. Yang diutamakan dalam pendekatan ini ialah
penguasaan bahan dan proses dalam disiplin ilmu tertentu. Tipe organisasi ini
sesuai dengan falsafah realisme. Pendekatan ini paling mudah dibandingkan
dengan pendekatan lainnya oleh sebab disiplin ilmu telah jelas Batasannya dan
karena itu lebih mudah mempertanggung jawabkan apa yang diajarkan.
2. Pendekatan
Interdisipliner
Dibawah ini
akan kita bicarakan beberapa pendekatan interdisipliner dalam pengembangan
kurikulum.
A.
Pendekatan Broad-field
Pendekatan ini berusaha mengintegrasikan beberapa disiplin atau mata
pelajaran yang saling berkaitan agar siswa memahami ilmu pengetahuan tidak
berada dalam vakum atau kehampaan akan tetapi merupakan bagian integral dari
kehidupan manusia.
Pendekatan broad-field ini juga dapat digunakan agar siswa memahami
hubungan yang kompleks antara kejadian-kejadian di dunia, misalnya antara
perang vietnam dan korea dengan kebangkitan ekonomi jepang dan lain-lain.
B. Pendekatan
Kurikulum Inti( Core Curriculum )
Kurikulum ini banyak persamaannya dengan broad-field, karena juga
menggabungkan berbagai disiplin ilmu. kurikulum diberikan berdasarkan suatu
masalah sosial atau personal. Untuk memecahkan masalah itu digunakan bahan dari
berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan masalah itu.
C. Pendekatan
Kurikulum Inti di Perguruan Tinggi
Istilah inti (core) juga digunakan dalam kurikulum Perguruan Tinggi. Dengan
“core” dimaksud pengetahuan inti yang pokok yang diambil dari semua disiplin
ilmu yang dianggap esensial mengenai kebudayaan dan ilmu pengetahuan yang
dianggap layak dimiliki oleh tiap orang terdidik dan terpelajar.
D.
Pendekatan Kurikulum Fusi
Kurikulum ini men-fusi-kan atau menyatukan dua atau lebih disiplin
tradisional menjadi studi baru misalnya: geografi, botani, arkeologi menjadi earth sciences.
3. Pendekatan
Rekonstruksionisme
Pendekatan ini juga disebut Rekonstruksi Sosial karena memfokuskan
kurikulum pada masalah-masalah penting yang dihadapi dalam masyarakat ,seperti
polusi, ledakan penduduk dan lain-lain.
Dalam gerakan rekonstruksionisme ini terdapat dua kelompok utama yang
sangat berbeda pandangannya tentang kurikulum:
Ø
Rekonstruksionisme Konservatif
Ø
Rekonstruksionisme Radikal.
1) Rekonstruksionisme konservatif. Aliran ini
menginginkan agar pendidikan ditujukan pada peningkatan mutu kehidupan individu
maupun masyarakat dengan mencari penyelesaian masalah-masalah yang paling
mendesak yang dihadapi masyarakat.
Peranan guru ialah sebagai orang yang menganjurkan perubahan mendorong
siswa menjadi partisipan aktif dalam masyarakat. Pendekatan kurikulum ini
konsisten dengan falsafah pragmatisme.
2) Rekonstruksionisme Radikal. Aliran ini berpendapat
bahwa banyak negara mengadakan pembangunan dengan merugikan rakyat kecil
yang miskin yang merupakan mayoritas masyarakat. Golongan radikal ini
menganjurkan agar pendidik formal maupun non-formal mengabdikan diri demi
tercapainya orde sosial baru berdasarkan pembagian kekuasaan dan kekayaan yang
lebih adil dan merata.
4. Pendekatan
Humanistik
Kurikulum ini berpusat pada siswa, dan mengutamakan perkembangan efektif
siswa sebagai prasyarat dan sebagai bagian integral dari proses belajar. Para
pendidik humanistic yakin, bahwa kesejahteraan mental dan emosional siswa harus
dipandang sentral dalam kurikulum, agar belajar itu memberi hasil maksimal.
v Pendekatan humanistic dalam kurikulum didasarkan atas asumsi-asumsi yang
berikut:
- Siswa akan lebih giat belajar dan bekerja bila harga dirinya dikembangkan sepenuhnya.
- Siswa yang diturut-sertakan dalam perencanaan dan pelaksanaan pelajaran akan merasa bertanggung jawab atas keberhasilannya.
- Hasil belajar akan meningkat dalam suasana belajar yang diliputi oleh rasa saling mempercayai, saling membantu, dan bebas dari ketegangan yang berlebihan.
- Guru yang berperan sebagai fasilitator belajar memberi tanggung jawab kepada siswa atas kegiatan belajarnya.
- Kepedulian siswa akan pelajaran memegang peranan penting dalam penguasaan bahan pelajaran itu.
- Evaluasi diri bagian penting dalam proses belajar yang memupuk rasa harga diri.
5. Pendekatan
“Accountability”
Accountability atau pertanggung jawaban lembaga pendidikan tentang
pelaksanaan tugasnya kepada masyarakat, akhir-akhir ini tampil sebagai
pengaruh yang penting dalam dunia pendidikan. Namun, menurut banyak
pengamat pendidikan accountability ini telah mendesak pendidikan dalam arti
yang sebenarnya menjadi latihan belaka.
Accountability yang sistimatis yang pertama kalinya diperkenalkan Frederick
Taylor dalam bidang industri pada permulaan abad ini. Pendekatannya, yang kelak
dikenal sebagai “ Scientific Management ” atau manajemen ilmiah, menetapkan
tugas-tugas spesifik yang harus diselesaikan pekerja dalam waktu tertentu.
6. Pendekatan
Pembangunan Nasional
ü Pendekatan ini mengandung tiga unsur :
1. Pendidikan
kewarganegaraan
Dalam masyarakat demokratis,
warganegara dapat dimasukkan dalam tiga kategori:
- Warganegara yang apatis
- Warganegara yang pasif
- Warganegara yang aktif
2. Pendidikan
sebagai alat pembangunan nasional
Tujuan pendidikan ini adalah mempersiapkan tenaga kerja yang diperlukan
untuk memenuhi kebutuhan pembangunan. Para pengembang kurikulum bertugas untuk
mendisain program yang sesuai dengan analisis jabatan yang akan diduduki.
3. Pendidikan
keterampilan praktis bagi kehidupan sehari-hari
Keterampilan yang diperlukan bagi kehidupan sehari- hari dapat dibagi dalam
beberapa kategori yang tidak hanya bercorak keterampilan akan tetapi juga
mengandung aspek pengetahuan dan sikap, yaitu:
- Keterampilan untuk mencari nafkah dalam rangka sistim ekonomi suatu negara.
- Keterampilan untuk mengembangkan masyarakat.
- Keterampilan untuk menyumbang kepada kesejahteraan umum.
- Keterampilan sebagai warganegara yang baik.
Baca Yang Dibawah Juga
Kurikulum
- Dasar Dasar Pengembangan Kurikulum
- Guru dan Pengembangan Kurikulum
- Pengembangan Kurikulum
- Model Model Pengembangan Kurikulum
- Perkembangan Kurikulum di Indonesia
- Evaluasi Kurikulum
- Kurikulum Berbasis Kompetensi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar